cerpen makul keterampilan berbahasa

Cerpen 30 Juz Al-Qur’an Langit menumpahkan semua beban airnya ke muka bumi.Hujan turun begitu deras membasahi kaca jendela yang kupandangi, membuat samar-samar pemandangan di luar. Dalam desir suararintik hujan, aku teringat peristiwa 4 tahun yang lalu, saat aku pertama kali dibawa orang tuaku menuju pondok pesantren. Tempat itu menjadi penjara suci. Bagiku, Jauh dari teman-temanku, dan tentunya harus berpisah dengan orang tuaku. Wakyu itu adalah hari jumat ,dimana santri pada sibuk dengan kegiatannya sendiri. Hari libur semua nya pada bermain dan juga hari itu adalah hari jenguk para walisantri. Semua santri ada yang pada menunggu orang tuanya menjenguk kecuali untuk santri yang domisilinya luar kota atapun luar pulau, karna mereka jaraknya agak jauh dan juga mereka kalau mau pulang kampung hanya dua kali setahun dan ada juga yang satu kali pulang kampung dalamsetahun. Seinget saya ada yang dari indramayu, jambi, ngabire papua dan masih banyak lagi lainnya, mereka disekolahkan oleh orang tuanya jauh-jauh hanya untuk mencari ilmu dan mengharap ridha dari allah SWT. Hujan mulai reda. Aktivitas asramaku kembali seperti semula. Tak lama, terdengar suara panggilan memanggil nama-nama santri yang dijenguk orang tuanya.Hingga aku mendengar. “announcement for Agus Arifin Rohmatullah your family in the living room now” Seperti bunga menanti hujan, inilah saatnya aku melihat wajah ibuku. Segera aku merapikan tampilanku dengan sebaik mungkin. Saat aku masuk keruang tamu terlihat banyak sekaliwali santri yang menjenguk putra nya. Jujur saja ini yang pertama kalinya aku di jenguk oleh ibuku. Saat mengetahuibeliau duduk di balkon kantor pengurus segera aku berlari kearahnya, kucium tangannya sambil terharu dimata saya. “assalamualaikum”.salamku padanya. “waalaikumsalam,” wajahnya Nampak meancarkan rasa kerinduan yang mendalam. “Bagaimana kabarmu nak,? Ibu bertanya padaku. “ Alhamdulullah baik bu, Bu” jawabku dengan perasaan yang berlawanan dengan kehendak hatiku. “Kamu betah mondok disini ?’ Tanya ibu sambil menatap dalam, dan aku hanya bisa diam. “Kenapa Nak, kok diam? Kamu nggak betah mondok disini?” ibu sudah mulai menebak. Aku terdiam dan air mataku ku coba sembunyikan. “Lho kamu kok diam?. Coba cerita sama ibu. Ibu jadi bingung kalau kamu seperti ini” Tanya ibu dengan halus. “Aku tidak betah Bu, mondok disini rasanya di penjara, Semua serba diatur, dari bangun tidur sampai mau tidur dan mau bangun lagi. Aku pengen pulang” “Kamu harus betah disini, Nak. Buktikan sama ibu ,kalau kamu bisa jadi anak yang terbaik” ibu menenangkanku. “Tapi aku sudah tidak kuat, Bu. Aku pengen pulang aku tidak mau disini”rengek kulagi. “Ibu tahu, itu adalah ujian bagi yang mencari ilmu. Ibu yakin kamu bisa ibu ingin sekali melihat kamu menjadi seorang yang berguna bagi agama keluarga bangsa dan Negara. Deg…. Seketika jantungku berhenti sejenak ketika mendengar kat-kata ibu. Aku terdiam mengdengar kata ibu. Ibu seakan sangat mengharapkan itu. “Ya sudah, ini sudah sore. Ibu pamit pulang ya. Ingat baik – baik ya nak, jangan mengecewakan ibu” sambil berdirilalu bersalaman. Aku hanya diam saja melihat ibu yang semakin jauh, ketika ibu sudah tak terlihat lagi aku pun mulai kembali ke kamar asrama. **** 3 bulan sudah mulai berlalu, Aku sudah hafal beberapa ayat Juz ‘amma. Aku heran kenapa ibu belum juga menjengukku. Ketika aku termenung, terdengar panggilan suara pertama kali aku dipanggil. Segera aku merapikan tampilanku dan segera aku keluar. Ketika sampai diluar aku tidak melihat ibuku, aku hanya melihat budhe dan pak dheku. Aku berjalan kearah mereka, lalu aku bersalaman kepada mereka dengan mengucapkan salam. “ibu mana budhe, nggak ikut ya?” “Ibumu tidak ikut nak, beliau hanya menitipkan uang dan juga beberapa makanan untukmu karna sibuk dan juga perjalanan dari rumah memakan waktu lama” “iya budhe . nggak apa apa ” “Ibu dan bapak bagaimana kabarnya budhe?” aku penasaran. “alhamdulillah ibu dan bapakmu baik-baik saja nak”. Hari mulai sore dan akhirnya perbincangan kita telah selesai. Waktunya para wali santri yang menjenguk pada pamit pulang karna jam kunjung sudah selesai. Selanjutnya saya dan para santri lainnya melanjutkan kegiatannya masing-masing. Ada yang pada piket untuk kebersihan dan juga ada yang tadarusan Al-Qur’an di halaman asrama. Saya mulai beradaptasi dengan lingkungan asrama dan juga dengan kegiatan yang super sibuk yang mengharuskan saya untuk hidup lebih mandiri. Walaupun kebanyakan pada tidak tidak betah karenamemeng ada yang terkena penyakit kulit alias gatal-gatal, tapi itu tidak apa-apa dan juga sudah menjadi tandangan bagi orang yang mencari ilmu. Banyak sekali probematika yang terjadi saat kita mencari ilmu. Seperti halnya kalau kita setiap semester harus hafalan beberapa juz amma yang memang sudah syarat mengikuti ujian awal semester ataupun akhir semester, yang laki-laki setiap satu bulan selalu potong rambut botak dengan ukuran atas 3 samping satu dan itupun yang memotong adalah temannya sendiri yang pandai memotong rambut, karena diasrama sudah disediain mesin cukurnya. Asramanya ada tujuh kamar yang satu kamar isinya sekitar 60 orang. dan satu kamar buat kantor para pengurus asrama dan juga untuk guru di sekolah karena asrama dan sekolahnya satu lingkungan. Selain menjadi pengurus diasrama ada juga yang menjadi pengurus sekaligus menjadi guru di sekolah yang mengampu mata pelajaran agama seperti akhlaq, fiqih, thauhid dan lain-lain. Setiap tahunnya selalu memperingati tahun baru hijriyah diponpes Roudlotul mubtadiin Balekambang mengadakan acara jalan sehat yang diikuti oleh seluruh santri dan pengurus. Acara dimulai pukul 07.00 WIB dengan start dari halaman madrasah. Rute perjalanan untuk santri putra dimulai dari Balekambang-Desa penggung –Desa mulyolobo-desa buaran dan kembali lagi ke pondok pesantren. Sedangkan untuk santri putridimulai dari balekambang – jati sari – Gemiring kidul – Desa penggng dan kembali ke pondok pesantren yang berjarakkurang lebih (jarak yang dimaksud). Beberapa meter sebelum garis akhir para peserta mengumpulkan kupo hadiah yang dibagikan panitia sebelumacara berlangsung. Kupon – kupon tersebut nantinya akan diundi untuk doorprize yang sudah disiapkan panitia. Total hadiah diundi sekitar 66 bingkisan berbagai ukuran untuk santridan 10 voucher pulsa untuk para pengurus. Dalam undiannya sendiripara peserta masih terlihat sangat antusias. Disela-sela pengundian diselingi dengan alinan-alunan Balasyik Balekambang yang sangat menghibur. Setelah semua acara selsai para santridan santriwati kembali ke asrama masing- masing dengan tertib. Hari demi hari terlewati, Setiap sore kami selalu belajar mengaji dengan pengampu yang menjadi pengurus di asrama sekolah. Sekolah ini adalah milik pondok pesantren jadi semua aturan dan tata tertib itu menganut pada pondok pesantren. Dari sekolah formal dan juga sekolah non foermal yaitu SMK, MA, MTS dan juga ada MI semua itu adalah milik satu yayasan. Hafalan merupakan salah satu out put disekolah ini dan juga kebiasaan-kebiasaan yang baik yang membuat kita menjadi mandiri dan juga lebih dewasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah tentang taksonomi hewan

makalah ipa bumi dan tata surya