unw.ac.id makalah pgsd ipa suhu dan kalor


SUHU DAN KALOR

 

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA dengan dosen pengampu : Ela Suryani M.Pd

Disusun Oleh :
                     1. Agus Arifin Rohmatullah  (130117A002)
                  2. Asrianti Muryani  (130117A004)
                  3. Berliana Kusumaningsih  (130117A005)
                   4. Ega Meisa Erwin Putri (130117A007)



PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
TAHUN 2017


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Suhu dan kalor.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang suhu dan kalor ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi pembaca.

Ungaran, 08 November 2017

Penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang  1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Menganalisis perbedaan suhu dan kalor  3
B. Menjelaskan keunggulan dan kelemahan berbagai
Alat ukur  3
C. Mengonversikan skala berbagai termometer  6
D. Menjelaskan perubahan wujud dalam kehidupan
E. Menghitung pemuaian serta koefisien pengukurannya  
F. Membuktikan hukum kekekalan energi kalor
 melalui pemecahan masalah
G. Menjelaskan grafik hubungan suhu terhadap
 waktu pada proses  perubahan wujud benda  
H. Menganalisis berbagai cara perpindahan
 kalor pada benda
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan  
B. Saran  
DAFTAR PUSTAKA


 





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya kehidupan manusia selama ini tidak bisa lepas dari yang namanya suhu dan kalor. Dalam kehidupan manusia yang selalu menjadikan kalor sebagai alat untuk menjaga kestabilan manusia dalam menjalankan kehidupannya di muka bumi ini.
Di alam moderenisasi seperti ini aplikasi kalor di bidang teknologi mungkin tidak sulit ditemukan bahkan mungkin terdapat dirumah kita, yaitu lemari es, suatu mesin yang diantaranya mengubah suatu air menjadi es. Aplikasi perpindahan kalor di alam dapat dijumpai pada sirkulasi udara di pantai. Pada siang hari bertiup angin dari laut menuju darat disebut angin laut.
Bagaimana air biasa menjadi es? Mengapa air laut bertiup siang hari dan angin darat bertiup malam hari? Hal-hal tersebut merupakan bagian-bagian suhu dan kalor.
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca lebih memahami lebih khusus apa itu suhu dan kalor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan suhu dan kalor?
2. Keunggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu?
3. Bagaimana konvesi skala berbagai termometer?
4. Apa itu perubahan wujud dalam kehidupan?
5. Bagaimana menghitung pemuaian serta koefisien pengukurannya?
6. Bagaimana membuktikan hukum kekekalan energi kalor melalui pemecahan     masalah?
7. Apa itu grafik hubungan suhu terhadap waktu pada proses   perubahan wujud benda?
8. Bagaimana cara perpindahan kalor pada benda?

C. Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui pengertian suhu dan kalor.
2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan berbagai alat ukur suhu.
3. Untuk mengetahui konversi skala berbagai termometer.
4. Untuk mengetahui perubahan wujud dalam kehidupan.
5. Untuk dapat menghitung pemuaian serta koefisien pengukurannya.
6. Untuk mengetahui hukum kekekalan energi kalor melalu pemecahan masalah.
7. Untuk mengetahui grafik hubungan suhu terhadap waktu pada proses   perubahan wujud benda.
8. Untuk mengetahui berbagai cara perpindahan kalor pada benda.




















BAB II
PEMBAHASAN.

A. Suhu (thermometer)
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan es yang membeku dikatakan memiliki suhu rendah. Suhu dapat mengubah sifat zat, contohnya sebagian besar zat akan memuai ketika dipanaskan. Sebatang besi lebih panjang ketika dipanaskan daripada dalam keadaan dingin. Jalan dan trotoar beton memuai dan menyusut terhadap perubahan suhu. Hambatan listrik dan materi zat juga berubah terhadap suhu.
Alat yang dirancang untuk mengukur suhu suatu zat disebut termometer.
 Macam-macam termometer :

A.  Termometer Alkohol
Kelebihan termometer alkohol :
1) Pemuaian alkohol bersifat linear(teratur) terhadap kenaikan suhu   
2) Mempunyai jangkauan ukur besar, karena titik bekunya -112C
3) Alkohol cepat mengambil suhu benda yang diukur
4) Alkohol lebih murah
5) Alkohol lebih cepat mengalami pemuaian meskipun kenaikan suhunya kecil sehingga lebih akurat.

b.      Kelemahan termometer alkohol :
1) Titik didihnya rendah yaitu 78C
2) Alkohol membasahi dinding Tabung
3) Alkohol tidak berwarna sehingga perlu diberi warna agar mudah dibaca
4) Alkohol pemuaiannya tidak teratur.

B. Termometer Raksa
Kelebihan   Termometer Raksa
1) Raksa tidak membasahi dinding tabung, sehingga pengukuran lebih teliti                
2) Termometer raksa mempunyai jangkauan pengukuran besar -39℃ sampai 357℃
3) Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang diukur sehingga suhu raksa dapat dengan mudah sama dengan suhu benda
4) Raksa mengilap sehingga mudah dilihat
5) Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu

Kelemahan Termometer Raksa
1. Harga raksa mahal dan susah dicari
2. Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun
3. Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39® C, padahal suhu di kutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut.

C. Termometer Bimetal
Kelebihan   Termometer Bimetal
1) Tahan dari goncangan
2) Tidak mudah terbakar
3) harganya relatif Murah
4) tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan
5) dapat digunakan untuk termogram
Kelemahan  Termometer Bimetal
1) Memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasiRespon terhadap perubahan suhu lambat.
2) Kurang akurat.

D. Termometer Klinis
Kelebihan   Termometer Klinis
1) Saat ditempelkan pada tubuh akan membaca secara otomatis dan ditampilkan dalam bentuk angka
2) Tidak mudah rusak
3) Cepat menangkap suhu/ menyamkan suhu dengan benda yang diukur
4) Bisa digunakan disemua site

Kelemahan   Termometer Klinis
1) Termasuk termometer yang mahal
2) Kurang akurat
3) Gampang berubah posisi

E. Termometer Infra merah
Kelebihan Termometer Infra merah
1) Non-kontak pengukuran temperatur tidak berpengaruh pada objek yang diukur.   
2) Cepat respon dan pergerakan benda dapat diukur dan suhu transien.
3) Keakuratan pengukuran, resolusi tinggi kecil.
4) Rentang pengukuran besar
5) Suhu pengukuran wilayah kecil.
6) Bisa menjadi titik waktu yang sama, garis, suhu permukaan.
7) Dapat diukur suhu mutlak, kelembaban relatif dapat diukur.

Kelemahan Termometer Infra merah
1) Paparan terhadap pengaruh temperatur pada suhu objek yang diukur.
2) Tidak cocok untuk mengukur suhu transien.
3) Tidak mudah untuk mengukur benda bergerak.
4) Rentang pengukuran tidak cukup luas, dan perlengkapan.
5) Tidak cocok untuk mengukur beracun, tekanan tinggi, dan kesempatan berbahaya.


C. Konversi Suhu
 Skala celsius (titik lebur 0 ⁰C, titik didih 100⁰C)
a. Skala fahrenheit (titik lebur 32⁰F, titik didih 212⁰F)
b. Skala reamur (titik lebur 0⁰R, titik didih 80⁰R)
c. Skala kelvin (titik lebur 273 K, titik didih 373 K)
Perbandingan skala termometer
C : F : R : K = 100 : 180 : 80 : 100 = 5 : 9 : 4 : 5

Berikut ini adalah macam-macam rumus konversi suhu tiap termometer!
 
 
 

Contoh Soal Konversi Suhu

1. Suhu suatu ruangan adalah 86 ° F. Berapakah suhu ruangan tersebut dalam skalaCelsius?
Jawab:
Dengan menggunakan Persamaan (a.1) diperoleh:
 

Jadi, suhu ruangan tersebut adalah 30 °C.
2. Suhu seorang anak adalah 35 °C. Berapakah suhu anak tersebut dalam skala Fahrenheit?
Jawab:
Dengan menggunakan Persamaan (a.2) diperoleh:
 

Jadi, suhu anak tersebut adalah 95 °F.

3. Suhu badan Tina adalah 30 °R. Berapakah suhunya dalam skala Celsius?
Jawab:
Dengan menggunakan Persamaan (1 - 3) diperoleh:
 

Jadi, suhu badan Tina adalah 37,5 °C.
4. Suhu di suatu padang pasir adalah 40 °C. Berapakah suhunya dalam skala Reamur?
Jawab:
Dengan menggunakan Persamaan (1 - 4) diperoleh:



a. Pengertian Kalor.

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor :
1. Massa zat
2. Jenis zat (kalor jenis)
3. Perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 – t1)
Keterangan :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis :
1. Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
2. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.


Konversi Skala Pada Termometer

 
Konversi suhu merupakan cara untuk menyatakan suhu suatu benda dari satu skala ke dalam skala lainnya. Jadi, suhu suatu benda dalam Celcius dapat dikonversi (diubah) ke dalam skala lainnya yaitu Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Untuk mengonversi (mengubah) suhu dari satu skala ke skala lain, dapat menggunakan rumus atau formula tertentu yang sudah ditetapkan.


Pengaruh Suhu Terhadap Benda Dalam Kegiatan Sehari-Hari .
Suhu tinggi maupun rendah akan berpengaruh terhadap perubahan benda, baik dalam ukurannya, bentuknya maupun wujudnya. Jadi, ukuran, bentuk dan wujud benda dipengaruhi oleh suhu, baik suhu panas atau suhu dingin.

1. Pemuaian
Setiap benda (padat, cair dan gas) akan memuai jika dipanaskan. Memuai adalah bertambahnya ukuran  benda. Contoh peristiwa pemuaian yang terjadi dalam peristiwa sehari - hari :
a. Pemuaian pada benda padat
Sambungan pada rel kereta dibuat renggang. Hal ini dibuat dengan tujuan bahwa renggangan tersebut sebagai tempat ruang muai. Karena jika sambungan dibuat rapat maka ketika terjadi pemuaian akibat terik matahari rel akan melengkung.
b. Pemuaian pada benda cair
Masih ingatkah kamu dengan termometer. Ya, betul, alat pengukur suhu yang berisi air raksa. Air raksa dalam wadah termometer akan memuai jika terkena suhu tubuh. Akibat pemuaian air raksa tersebut maka akan mendorong angka pencatat termometer.
c. Pemuaian pada benda gas
Ban sepeda yang telah dipompa jika dibiarkan  secara terus-menerus terkena terik matahari akan meletus. Meletusnya ban sepeda tersebut dikarenakan udara (gas) yang ada dalam ban terus bertambah akibat pemuaian, karena tidak dapat tertampung maka ban akan meletus.
2. Penyusutan
Menyusut adalah berkurangnya ukuran benda (padat, cair dan gas) yang disebabkan karena adanya penurunan suhu atau suhu rendah. Penyusutan adalah kebalikan dari pemuaian. Contoh peristiwa pemuaian benda dalam kehidupan sehari-hari :
a. Penyusutan pada benda padat.
Bagaimana dengan keadaan kabel telpon pada pagi hari jika dibandingkan dengan siang hari. Kabel telpon pada siang hari mengendur dan pada padi hari esoknya akan mengencang, hal itu karena pada sore hari dan malam harinya ada penurunan suhu. Jadi mengencangnya kabel telpon pada pagi hari jika dibandingkan dengan siang hari adalah karena penyusutan.
b. Penyusutan pada benda cair. 
Penyusutan benda cair hanya berupa ukuran dan bentuk tetapi volumenya tetap. Contohnya adalah ketika agar-agar buatan ibu masih bersuhu tinggi (berbentuk cair) dalam wadah penuh, tetapi setelah adanya penurunan suhu maka ukurannya sedikit berkurang, tetapi volumenya tetap. Penyusutan tersebut karena merapatnya partikel zat cair.
c. Penyusutan pada benda gas
Pernahkan kamu menyimpan sepada yang bannya telah dipompa pada teras rumah yang terbuat dari keramik dalam beberapa hari ?
Ban sepada tersebut akan berkurang tekanannya karena udara dalam ban menyusut.




Menghitung Pemuaian Serta Koefisien Pengukurannya
Benda-benda yang dipanaskan umumnya akan berubah ukurannya. Perubahan ini biasanya sangat kecil. Perubahan ukuran ini disebut dengan pemuaian. Pemuaian benda dapat terjadi pada zat padat, zat cair, maupun gas. Contoh penerapan prinsip pemuaian pada benda padat dapat dilihat pada sambungan rel kereta api. Sambungan rel kereta api dibuat renggang karena rel kereta api akan memuai dan bertambah panjang saat terkena panas sinar matahari.
1. Pemuaian Panjang
Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.
Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien muai panjang dinyatakan dengan persamaan:

 
2. Pemuaian Luas
Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau plat tipis maka plat tersebut akan mengalami pemuaian pada panjang dan lebarnya. Dengan demikian lempeng akan mengalami pemuaian luas atau pemuaian bidang.
Hubungan antara luas benda, pertambahan luas suhu, dan koefisien muai luas suatu zat adalah:
 
Pemuaian luas dapat kita amati pada jendela kaca rumah. Pada saat udara dingin kaca menyusut karena koefisien muai kaca lebih besar daripada koefisien muai kayu. Jika suhu memanas maka kaca akan memuai lebih besar daripada kayu kusen sehingga kaca akan terlihat terpasang dengan sangat rapat pada kusen kayu.
3. Pemuaian Volume
Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P, lebar L, dan tinggi h dipanaskan hingga suhunya bertambah Δt, maka berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas diperoleh harga volume balok tersebut sebesar
 
Membuktikan Hukum Kekekalan Energi Kalor Melalui Pemecahan Masalah

Hukum Kekelan Energi Kalor (asas black)

Apabila dua zat atau lebih mempunyai suhu yang berbeda dan terisolasi dalam suatu sistem, maka kalor akan mengalir dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat yang suhunya lebih rendah. Dalam hal ini, kekekalan energi memainkan peranan penting. Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah.
Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai Hukum Kekekalan
Energi Kalor, yang berbunyi:
Kalor yang dilepas = kalor yang diserap
QL = QS
Persamaan tersebut berlaku pada pertukaran kalor, yang selanjutnya disebut Asas Black. Hal ini sebagai penghargaan bagi seorang ilmuwan dari Inggris bernama Joseph Black (1728 - 1799).



Menjelaskan Grafik Hubungan Suhu Terhadap Waktu Pada Proses Perubahan Wujud Benda.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa energi kalor dapat mengubah wujud suatu benda, dalam hal ini saya akan menggunakan air sebagai contohnya.
Air dalam suhu yang amat rendah (-40 Celcius ) akan berbentuk sebagai es yang berwujud padat, sedangkan pada suhu 0o Celcius air akan mengalami perubahan wujud dari padat ( es ) menjadi cair. Suhu air akan terus mengalami kenaikan ketika dipanaskan, yang pada akhirnya hinga di titik 100o Celcius akan mengalami perubahan wujud dari cair menjadi gas ( uap air ).
Perlu diingat bahwa :
1. Ketika air mengalami perubahan wujud maka air TIDAK mengalami perubahan suhu.
2. Sedangkan, ketika air mengalami perubahan suhu maka air TIDAK mengalami perubahan wujud. Dikarenakan hal ini maka kita mengenal dua jenis rumus untuk menghitung besarnya energi kalor. Energi kalor dilambangkan dengan huruf Q dengan satuan Joule ( J ).
Q = M. C. Δ T    ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu )
Keterangan :
M     = Massa ( Kg )
C     = Kalor Jenis ( J/KgC )
Δ T  = Perubahan Suhu ( C )
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.
Q  = M. L     ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud )
Ket :
M     = Massa ( Kg )
L      = Kalor Laten ( J/Kg )
Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Contoh Soal :
Tentukan energi kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan es yang memiliki massa 2 Kg dan bersuhu -20o Celcius hingga menjadi air yang bersuhu 70o Celcius ( Kalor jenis air = 4.200 Joule/kg°C, Kalor lebur es = 334.000 J/kg, Kalor jenis es= 2.090 Joule/kg°C )
Pembahasan :
Untuk mengerjakan soal ini, maka kamu harus mengetahui bahwa ada tiga fase yang terjadi :
1. Fase perubahan suhu es dari -20o C menjadi es bersuhu 0o C.
2. Fase perubahan wujud es menjadi air pada suhu 0o C.
3. Fase perubahan suhu air dari 0o C menjadi es bersuhu 70o C.
Maka kita harus menghitung satu per satu energi kalor dari setiap fase.
Fase 1 :
Q1 = M. C. Δ T
Q1 = 2 x 2.090 x 20    << menggunakan kalor jenis es bukan kalor jenis air
Q1 = 83.600 Joule
Fase 2 :
Q2 = M. L
Q2 = 2 x 334.000
Q2 = 668.000 Joule
Fase 3 :
Q3 = M. C. Δ T
Q3 = 2 x 4.200 x 70   << baru menggunakan kalor jenis air
Q3 = 588.000 Joule
Maka kita jumlahkan hasil dari ketiga fase tersebut dan didapatkan hasil akhir senilai :
83.600 + 668.000 + 588.000 = 1.339.600 Joule.
Menganalisis berbagai cara perpindahan kalor pada benda.
Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke tempat atau benda lainnya dengan tiga cara, yaitu konduksi (hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran).

1. KONDUKSI(HANTARAN)
Ketika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya, atau sebuah sendok logam diletakkan di dalam secangkir kopi yang panas, beberapa saat kemudian, ujung yang kita pegang akan segera menjadi panas
walaupun tidak bersentuhan langsung dengan sumber panas. Dalam hal ini kita katakan bahwa kalor dihantarkan dari ujung yang panas ke ujung lain yang lebih dingin. Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung benda dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara itu, tumbukan
dengan molekul-molekul yang langsung berdekatan lebih lambat, mereka mentransfer sebagian energi ke molekulmolekul lain, yang lajunya kemudian bertambah. Molekulmolekul ini kemudian juga mentransfer sebagian energi
mereka dengan molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan demikian, energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi.
Konduksi atau hantaran kalor hanya terjadi bila ada perbedaan suhu. Berdasarkan eksperimen, menunjukkan bahwa kecepatan hantaran kalor melalui benda yang sebanding dengan perbedaan suhu antara ujung-ujungnya.
Konduktivitas termal (k) berbagai zat ditunjukkan seperti pada Tabel 6.4. Suatu zat yang memiliki konduktivitas termal (k) besar, menghantarkan kalor dengan cepat dan dinamakan konduktor yang baik.
Suatu zat yang memiliki konduktivitas termal (k) kecil, seperti fiberglass, polyurethane, dan bulu merupakanpanghantar kalor yang buruk yang disebut isolator.

2. KONVEKSI (ALIRAN)
Zat cair dan gas umumnya bukan penghantar kalor yang sangat baik. Meskipun demikian keduanya dapat mentransfer kalor cukup cepat dengan konveksi. Konveksi atau aliran kalor adalah proses di mana kalor ditransfer dengan pergerakan molekul dari satu tempat ke tempat yang lain. Bila pada konduksi melibatkan molekul (atau elektron) yang hanya bergerak dalam jarak yang kecil dan bertumbukan, konveksi melibatkan pergerakan molekul
dalam jarak yang besar.
Tungku dengan udara yang dipanaskan dan kemudian ditiup oleh kipas angin ke  dalam ruangan termasuk contoh konveksi yang dipaksakan. Konveksi alami juga terjadi, misalnya udara panas akan naik, arus samudra yang hangat atau dingin, angin, dan sebagainya.
Konveksi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat pada peristiwa terjadinya angin darat dan angin laut. Pada siang hari, daratan lebih cepat panas daripada laut, sehingga udara di atas daratan naik dan udara sejuk di atas laut bergerak ke daratan. Hal ini karena tekanan udara di atas permukaan laut lebih besar, sehingga angin laut bertiup dari permukaan laut ke daratan. Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat dingin daripada laut, sehingga udara bergerak dari daratan ke laut, disebut angin darat.

3. RADIASI  (PANCARAN)

Perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi memerlukan adanya materi sebagai medium untuk membawa kalor dari daerah yang lebih panas ke daerah yang lebih dingin. Akan tetapi, perpindahan kalor secara radiasi
(pancaran) terjadi tanpa medium apapun. Semua kehidupan di dunia ini bergantung pada transfer energi dari Matahari, dan energi ini ditransfer ke Bumi melalui ruang hampa (hampa udara). Bentuk transfer energi ini dalam bentuk kalor yang dinamakan radiasi, karena suhu Matahari jauh lebih besar (6.000 K) daripada suhu permukaan bumi.
Radiasi pada dasarnya terdiri dari gelombang elektromagnetik. Radiasi dari Matahari terdiri dari cahaya tampak ditambah panjang gelombang lainnya yang tidak bisa dilihat oleh mata, termasuk radiasi inframerah (IR) yang
berperan dalam menghangatkan Bumi.






BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda.
Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke tempat atau benda lainnya dengan tiga cara, yaitu konduksi (hantaran), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran).
Perbedaan suhu dan kalor adalah jika kalor merupakan salah satu bentuk energi atau tenaga yang berhubungan dengan panas atau suhu suatu benda.Sedangkan suhu mengukur gerkan molekul dalam suatu benda.

B. SARAN
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan pengetahuan kita, kita tahu apa itu suhu dan kalor, sehingga materi tersebut bisa bermanfaat.















DAFTAR PUSTAKA


1. Fisika x untuk SMA/MA halaman 134-135 DAN 150-151
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalorimeter. Diunduh tanggal 8 november 2017















Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah tentang taksonomi hewan

makalah ipa bumi dan tata surya